Sabtu, 14 Mei 2011

teknik pengumpulan data penelitian

Pengumpulan Data
Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang  sedang diteliti. Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan.  Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Tuckman (1978:1) yaitu “Research is a systematic attempt to provide answers to questions. Such answer may be abstract and general as is often the case in basic research or they may be highly concrete and specific as is often the case in applied research”.  Secara lebih detil  Davis (1985) memberikan karakteristik suatu metode ilmiah sebagai berikut: Metode harus bersifat kritis, analistis, metode harus bersifat logic, metode bersifat obyektif, metode harus bersifat konseptual dan teoritis, dan metode bersifat empiris. Menurut John Dewey, tahapan menjadi dasar metode penelitian ilmiah adalah:
1.      The Felt Need (adanya suatu kebutuhan): Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaanya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.
2.      The Problem (menetapkan masalah): Dari kebutuhan yang dirasakan pada tahap the felt need diatas, diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan membatasi permasalahan (kebutuhan). Penemuan terhadap kebutuhan dan masalah boleh dikatakan parameter yang sangat penting dan menentukan kualitas penelitian.
3.      The Hypothesis (menyusun hipotesis): Jawaban atau pemecahan masalah sementara yang masih merupakan dugaan yang dihasilkan misalnya dari pengalaman, teori dan hukum yang ada.
4.      Collection of Data as Avidance (merekam data untuk pembuktian): Membuktikan hipotesis dengan eksperimen, pengujian dan merekam data di lapangan. Data-data dihubungkan satu dengan yang lain untuk ditemukan kaitannya. Proses ini disebut dengan analisis. Kegiatan analisis dilengkapi dengan kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis.
5.      Concluding Belief (kesimpulan yang diyakini kebenarannya): Berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahap ke-4, dibuatlah sebuah kesmpulan yang diyakini mengandung kebenaran, khususnya untuk kasus yang diuji.
6.      General Value of the Conclusion (memformulasikan kesimpulan umum): Kesimpulan yang dihasilkan tidak hanya berlaku untuk kasus tertentu, tetapi merupakan kesimpulan (bisa berupa teori, konsep dan metode) yang bisa berlaku secara umum, untuk kasus lain yang memiliki kemiripan-kemiripan  tertentu dengan kasus yang telah dibuktikan diatas.
Dalam kegiatan penelitian pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam proses penelitian, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Proses pengumpulan data juga menentukan keberhasilan dari penelitian yang kita lakukan karena rancangan pengumpulan data harus berpedoman kepada pendekatan yang digunakan agar data yang terkumpul dapat dijadikan dasar untuk menguji hipotesis. Data yang kita kumpulkan  harus sesuai dengan tujuan penelitian.
A.    Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari sumber asli. Dalam upaya memperoleh data ini peneliti harus mencari langsung kepada nara sumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang menjadi  obyek penelitian sebagai upaya untuk memperoleh informasi ataupun data. Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu.  Dalam mengumpulkan data primer dapat dilakukan secara aktif dan pasif. Pengumpulan data primer secara aktif biasanya dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara lansung dengan responden. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan cara langsung dengan repsonden, melalui telepon, menggunakan surat, atau dengan menggunakan surat elektronik. Sedangkan dalam pengumpulan data secara pasif dilakukan oleh peneliti dengan instrument yang berbentuk :
§  terstruktur dan bersifat rahasia, pengumpulan dilakukan secara terstruktur atau resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan.
§  terstruktur dan bersifat terbuka, pengumpulan dilakukan secara  terstruktur atau  tingkat keformalannya tinggi dan responden biasanya diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan
§  tidak terstruktur dan bersifat rahasia, pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan
§  tidak terstruktur dan bersifat terbuka, pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak peneliti memberikan informasi secara terbuka mengenai tujuan penelitiannya sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah penelitiannya.
B.     Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung pada sumbernya, biasanya data sekunder dapat kita peroleh lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya kita banyak menemui di perpustakaan, biro statistic, organisasi swasta atau pemerintah. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer. Dalam memilih data sekunder yang secara fisik banyak tersedia tentunya harus berpedoman kepada  penelitian yang kita lakukan. Jenis data sekunder yang akan kita ambil harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita tentukan sebelumnya. Peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakan data sekunder, karena itu dalam pemilihan data harus menekankan pada kualitas dan kesesuaian data.
Data sekunder digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Dan juga digunakan  untuk memperjelas masalah agar menjadi lebih operasional dalam penelitian.. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti. Selain itu, data sekunder sangat membantu dalam memberikan masukan mengenai solusi lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.  Sebelum melakukan proses pengumpulan data sekunder terlebih dahulu kita merencanakan data sekunder apa yang kita butuhkan karena bila kita telah mengidentifikasi data yang kita butuhkan maka akan mempercepat proses pencarian dan menghemat biaya.
Metode pengambilan data sekunder dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : Pertama, pencarian secara manual, dengan cara ini kita langsung mencari ke tempat data seperti ke perpustakaan. Kedua, pencarian online, adanya teknologi Internet maka banyak tercipta data base yang menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan pengguna lainnya dalam mencari data. Lewat media computer yang telah memiliki jaringan internet inilah peneliti dapat langsung mengumpulkan data sekunder. Dan yang ketiga dengan metode pengumpulan gabungan dari pencarian secara manual dan online.
C.    Jenis Pengumpulan data / Instrument
Dalam proses pengumpulan data primer peneliti membutuhkan instrument penelitian. Dalam penelitian, kita dituntut untuk mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian  digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menampung sejumlah data yang diasumsikan dapat menjawab pertanyaan dari hipotesis.
a.      Wawancara ( Interview )
Wawancara adalah salah satu bentuk instrument yang dilakukan dengan cara  mengandalkan proses tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya melalui telepon, menggunakan surat, atau dengan menggunakan surat elektronik.  Wawancara banyak sekali digunakan sebagai alat pengumpul data terutama yang berhubungan dengan aspek pribadi. Namun demikian dalam penelitian pendidikan wawancara dapat dijadikan alat ukur yang efektif karena dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh factor usia maupun kemampuan membaca responden. Data yang diperoleh dengan wawancara dapat langsung diketahui nilai objektifitasnya apalagi bila dilaksanakan secara face to face. Dan pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksible dan dinamis karena dilaksanakan secara langsung, sehingga bias diberikan penjelasan secara jelas bila respondeng tidak memahami pertanyaan yang diberikan.
Penggunaan instrumen wawancara tentu saja ada nilai negatifnya. Proses wawancara dalam pelaksanaannya menuntut waktu yang lama, tenaga dan dan biaya terutama bila penelitian kita mempunyai ukuran sampel yang besar. Sering kali dalam proses wawancara dilakukan secara bertele-tele, belum lagi bila terjadi kendala pada factor bahasa yang nantinya dapat mempengaruhi data hasil wawancara. Dalam penggunaan instrument ini, peneliti dituntut untuk dapat beradaptasi dengan responden dari segi emosional dan juga eneliti dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dalam menggali, mencatat dan menafsirkan jawaban dari responden.
Secara garis besar pertanyaan wawancara dibagi menjadi tiga bentuk yaitu :
-       Pertanyaan berstruktur
Pertanyaan yang memberikan struktur kepada penjawabnya sehingga responden dapat menjawab sesuai dengan apa yang terkandung dalam pentanyaan. Contoh : Metode apakah yang sering saudara lakukan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia ?
-       Pertanyaan tak berstruktur
Pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Dan basanya pertanyaannya lebih bersifat terbuka. Contoh : Mengapa saudara sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran bahasa Indonesia ?
-       Pertanyaan campuran
Pertanyaan campuran antara yang berstruktur dan yang takberstruktur. Contoh : dalam melaksanakan evaluasi tertulis, jenis tes apa yang selalu saudara lakukan, mengapa?
Adapun langkah langkah dalam menyusun instrument wawancara adalah sebagai berikut :
-       Membuat lay-out, Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penyusunan pertanyaan wawancara sehingga sesuai dengan jenis data yang ingin kita kumpulkan.
-       Memilih pertanyaan yang relevan, setelah itu butir butir pertanyaan yang telah kita buat di dalam lay-out kita pilih kembali dengan cara menyesuaikan pertanyaan mana yang relevan dan tidak tumpang tindih dengan data yang kita butuhkan sehingga tidak terjadi penghamburan waktu dan tenaga dalam pelaksanaannya
-       Melakukan Uji coba dan validasi, Setelah kita menentukan butir pertanyaan yang akan peneliti gunakan, maka pertanyaan itu kita ujicobakan sebelum digunakan untuk mengetahui kelemahan dan efektifitasnya.
-       Dan langkah yang terakhir adalah membuat pedoman wawancara (guide sheet) yang siap untuk digunakan.
b.      Angket ( questionaire )
Angket pada dasarnya mempunyai persamaan dengan wawancara hanya saja angket dilaksanakan secara tertulis sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan. Kelebihan angket sebagai alat pengumpul data adalah angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data responden yang besar. Responden dapat leluasa dalam mengisi angket karena tidak dipengaruhi oleh tingkat emosional langsung dari peneliti. Data yang terkumpul dapat dengan mudah dianalisis oleh peneliti karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden sama. Selain itu da juga kelemahan dari penggunaan angket ini yaitu sering kali angket ini diisi oleh orang lain yang bukan responden peneliti. Dan angket hanya terbatas kemapa responden yang dapat membaca saja ( melek huruf) dan pengumpulan data hanya sebatas yang ada diangket saja, peneliti tidak dapat menggali lebih jauh informasi yang ada pada responden.
Dalam penyusunan kuesioner ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, yaitu: Sampai sejauh mana suatu pertanyaan dapat mempengaruhi responden menunjukkan sikap yang positif terhadap hal-hal yang ditanyakan. Sampai sejauh mana suatu pertanyaan dapat mempengaruhi responden agar dengan suka rela membantu peneliti dalam menemukan hal-hal yang akan dicari oleh peneliti. Sampai sejauh mana suatu pertanyaan menggali informasi yang responden sendiri tidak meyakini kebenarannya.  Validitas kuesioner ditentukan oleh ketiga pertanyaan di atas. Disamping itu format pertanyaan dan model jawaban juga akan menentukan kualitas dan ketepatan jawaban responden.
·         Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung, Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct). Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect);  sekalipun demikian inti dari pertanyaannya adalah sama.
    • Contoh: Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara menyukai pekerjaan saat ini?
    • Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pekerjaan yang ada saat ini?
·         Pertanyaan Khusus dan Pertanyaan Umum, Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus terhadap responden yang menyebabkan responden menjadi sadar atau tergugah sehingga yang bersangkutan akan memberikan jawaban yang kurang jujur. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi yang dicari dengan cara tidak langsung dan secara umum, sehingga responden tidak begitu menyadarinya.
o   Contoh: Pertanyaan Khusus: Apakah saudara menyukai pekerjaan mengoperasikan mesin produksi tersebut?
o   Pertanyaan Umum:    Apakah saudara suka bekerja di perusahaan tersebut?
·         Pertanyaan Tentang Fakta dan Pertanyaan Tentang Opini, Pertanyaan Tentang Fakta akan menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan Tentang Opini menghendaki jawaban yang bersifat opini.
o   Contoh: Pertanyaan Tentang Fakta: Apakah merek mobil yang saudara punyai saat ini?
o   Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai mobil merek Honda?
·         Pertanyaan Dalam Bentuk Kalimat Tanya dan  Pertanyaan Dalam Bentuk Kalimat Pernyataan, Pertanyaan Dalam Bentuk Kalimat Tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden; sedang Pertanyaan Dalam Bentuk Kalimat Pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.
    • Contoh: Pertanyaan Dalam Bentuk Kalimat Tanya: Apakah saudara setuju dengan kenaikan harga BBM ?
    • Pertanyaan Dalam Bentuk Kalimat Pernyataan: Harga BBM akan dinaikkan. Jawabannya:  a. setuju                         b. tidak setuju
 Dalam menyusun pertanyaan yang baik hendaknya pertanyaan tidak menimbulkan penafsiran yang ebih dari satu sehingga tidak membingungkan responden. Bentuk pertanyaan hendaknya dibuat secara jelas, langsung dan sederhana dengan menggunakan kata kata yang biasa dipakai. Dan juga janganlah memberikan kemungkinan jawaban yang terlalu banyak karena dapat membingungkan responden tetapi jangan juga diberikan jawaban yang terlalu sedikit.
Langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut :
-     Menyusun lay-out angket
-     Membuat kerangka pertanyaan dengan mempertimbangkan bentuk angket apakah berstruktur atau tidak berstruktur
-     Menyusun urutan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian
-     Membuat format angket untuk memudahkan bagi responden dalam pengisiannya dengan tidak menimbulkan kesan seolah-olah responden sedang di test
-     Membuat petujuk pengisian angket sesuai dengan format angket yang dibuat.
-     Melakukan ujicoba, validasi dan revisi angket
-     Memperbanyak angket untuk disebarkan kepada responden.
c.       Pengamatan ( Observasi )
Teknik ini banyak digunakan untuk penelitian sejarah, deskriptif bahkan eksperimental karena dengan proses pengamatan memungkinkan untuk mengetahui gejala-gejala dari objek yang diteliti. Dalam pelaksanaannya observasi dapat dilakukan secara langsung ( direct observation) tanpa melalui perantara terhadap objek yang seang diteliti. Ada juga observasi yang dilakukan secara tidak langsung yaitu proses pengamatan yang dilakukan dengan bantuan suatu alat atau suatu cara tertentu. Yang terakhir observasi dilakukan secara pastisipasi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut serta atau melibatkan diri di dalam situasi objek yang sedang diteliti.  Dalam pelaksanaannya peneliti dapat memilih salah satu cara tersebut atau bahkan memilih semuanya dalam melakukan pengamatan terhadap objek yang ditelitinya.
Dalam mengadakan pengamatan peneliti membutuhkan daftar cek untuk memudahkan peneliti dalam merumuskan mengambil data dari gejala yang muncul dari objek penelitiannya. Setelah itu, peneliti membuat daftar isian yang memuat butir yang akan diamati dan kolom tentang gejala atau keadaan dari objek yang diteliti. Dan yang terakhir, peneliti harus membuat skala penilaian yang bertujuan untuk mengubah data kualitatif ke data kuantitatif  atau angka-angka agar mudah untuk dianalisis oleh peneliti dengan membuat tingkatan katagori sifat-sifat atau karakteristik sesuatu gejala yang diteliti.
d.      Sosiometri
Instrumen ini digunakan untuk penelitian terhadap hubungan antara individu dalam suatu kelompok terutama dalam mengukur daya tarik dan daya tolak dalam hubungan antar individu. Metode ini digambarkan dalam sosiogram yaitu diagram yang menggambarkan siapa yang dipilih dan oleh siapa berdasarkan pertanyaan spontan dari masing-masing individu tentang apakah yang mereka menyukai satu sama lain atau tidak.  Langkah dalam menggunakan metode ini adalah mengajukan permintaan kepada setiap kelompok untuk memilih siapa yang paling cocok  untuk kerjasama. Selanjutnya responden diminta untuk memilih pilihannya di secarik kertas kemudian jawabannya dimasukan ke dalam matrik sosiometri dan setelah itu dibuatlah sosiogram untuk melihat daya tarik maupun daya tolah dari kelompok tersebut.


Contoh: lima anggota kelompok disuruh memilih dua temannya yang dianggap cocok untuk bekerjasama. Kelompok itu terdiri dari :
Ali                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar